Sabtu

Robotics Education Centre

Robotik Asah Kreativitas

Paling penting, robotik mendorong anak untuk mempunyai pemahaman, jika aku ingin bisa sesuatu, aku harus belajar. Malah tidak menutup kemungkinan anak bisa mempunyai kesimpulan bahwa tidak ada yang sulit jika belajarnya sungguh-sungguh.

Jalannya pendidikan tidak melulu harus serius. Begitulah yang terjadi ketika pendidikan dipadukan unsur hiburan atau istilah keren-nya edutainment. Itulah salah satu yang ditawarkan Robotics Education Centre (REC).

Berlokasi di Cladeo House, Taman Surya 3 H7 No. 1, Jakarta Barat, REC menawarkan kursus merakit robotik dan multimedia. Kebanyakan segmen yang dibidiknya, adalah siswa sekolah dari jenjang TK, SD, SMP dan SMA.

“Robotik dan multimedia mulai populer dalam pendidikan kita beberapa tahun belakangan. Keduanya penting dalam pendidikan dewasa ini, karena saling berkaitan. Selain membuat anak senang dengan robotik dan multimedia, unsur pendidikan di dalamnya tetap nomor satu,” ungkap instruktur Robotics Education Centre, Dani.

Robotik mendukung pelajaran Matematika, Bahasa Inggris dan Fisika di sekolah. Matematika dan Fisika harus digunakan saat merancang sebuah robot. Bahasa Inggris digunakan saat membaca petunjuk pembuatan robot hingga pengoperasian software untuk memprogram robot. Dani menambahkan, banyak manfaat yang didapat dari belajar merakit robot, si anak dapat belajar bekerja sama dalam tim, dapat melatih anak untuk mandiri setiap kali mengalami problem science, mengasah skill matematik dan programming juga tentunya.

Di REC membagi kelas merakit robotik ke dalam 5 level, yaitu Beginner (Beginner Mozaik dan Fun With Machine), Mechanic & Enginering, Basic (Programing 1 dan 2), Intermediete dan Advance. Untuk ke naik level peserta kursus robotik harus menyelesaikan level sebelumnya,” katanya.

“Kami memberikan waktu 90 menit untuk sekali pertemuan dan peserta kursus bebas berkreasi merakit robot (di dampingi instruktur) seperti apa mereka inginkan. Alhasil dengan bantuan NXT (otak robot) yang ditempatkan pada robot rakitan tersebut, robot pun akan bergerak ketika dinyalakan,” jelasnya.

Pada murid TK dan SD, misalnya, kata Dani, akan ditumbuhkan daya kreativitasnya. Sedangkan murid SMP dan SMA, selain logika, juga sudah diajarkan programing dan rancang bangun yang lebih sulit.

Pada tahap selanjutnya, selain diajarkan merakit robot, anak-anak diarahkan untuk membuat prototype robot yang bermanfaat bagi manusia seperti gondola, kursi roda, alat pengeruk dan lain sebagainya. Apa yang mereka lakukan adalah hasil kreatifitas mereka sendiri.

Dani berharap, agar pendidikan robotik ini berhasil maksimal, alangkah lebih bagusnya apabila sekolah tempat peserta kursus robotik memberi dukungan penuh seperti menyediakan lab robotik dan robot sebagai media eksperimen mereka.

Menurut Dani, apa yang diraih anak-anak Indonesia dalam kontes merakit robotik berkelas internasional selama ini boleh dikatakan luar biasa. Itu menandakan kalau soal kreatifitas, anak-anak Indonesia boleh diadu.