Sabtu

Empuknya Prime Steer Eat Me

Dipakainya daging sapi jenis prime steer (sapi asal Australia grade tertinggi) berukuran besar pada steak olahan Eat Me menjadikannya unggul dalam hal porsi dan rasa.

Steak adalah potongan daging (biasanya sapi) yang kebanyakan dipotong tegak lurus. Pengolahannya melalui proses pembakaran menggunakan grill atau sejenis kompor. Kita mengenal dua jenis bahan daging untuk steak yaitu, sirlion dan tenderloin.
Sirloin berasal dari kata sir (panggilan buat laki-laki) yang artinya keras. Sedangkan tenderloin berasal dari kata tender yang artinya empuk/lunak.

Karena penggemarnya datang dari beragam usia dan kalangan, steak tidak selalu identik dengan penganan buat mereka yang berkantong tebal saja. Sebagai bukti, kini banyak berdiri steak house yang menawarkan steak dengan kisaran harga terjangkau.

Sebut saja Eat Me yang merupakan steak house ala western dengan menu utama steak. Semua yang ditawarkan adalah steak original—dagingnya tidak dilapisi tepung.
Gampang saja mencirikan steak house satu ini. Pada bagian depannya tertera tulisan "Eat Me, You’ll Be Addicted”. Maksud dari “You’ll Be Addicted” yakni pengunjung akan ketagihan dan ingin mencoba lagi steak ala Eat Me.

Pilihan menu tersedia di antaranya, Australian Beef Tenderloin Steak, Australian Beef Rib EyeSteak, Australian Beef Striploin Steak, Pork Steak, Chicken Steak (disajikan dengan pilihan saus blackpepper/saus jamur/saus barbeque), Norwegian Salmon Steak (dengan saus teriyaki/saus lemon & keju), dan Grandpa Fish and Chips (dengan saus tartar).

Satu pembeda steak Eat Me dengan steak house umumnya, yaitu bahan daging sapi yang dipakainya adalah daging sapi jenis prime steer (sapi asal Australia grade tertinggi) berukuran besar.

AdInfo sempat menjajal satu porsi Australian Beef Tenderloin Steak rekomendasi chef Eat Me. Tekstur daging jenis tenderloin terasa empuk sekali, sepertinya dimasak sudah sangat matang dan dihidangkan dengan pembakaran yang sempurna. Menu lain rekomendasi chef adalah Norwegian Salmon Steak yang tersaji dengan saus teriyaki/saus lemon & keju.

Satu porsi steak tersaji bersama dengan kentang, jagung, dan wortel yang porsinya lumayan banyak. Pun kuah dan bumbu yang disiramkan di atas steak juga sangat pas di lidah. “Itu salah satu perbedaan mendasar steak Eat Me dengan tempat steak lainnya sekitar sini. Menyoal rasa, steak Eat Me memang tidak ada duanya,” ungkap Owner Eat Me, Rooseno K.

Well done
Penikmat steak di sini, kata Seno, lebih menyukai steak yang dimasak well done tidak meninggalkan sisa warna merah atau lebih jelasnya lagi, steak tersebut tidak setengah matang. Steak jenis ini justru lebih digandrungi orang Indonesia dengan tingkat kematangan yang sempurna, karena suhu daging ketika selesai dimasak adalah 80 derajat celcius.

Pilihan lain jenis kematangan steak, lanjut Seno, adalah steak rare sebagian besar masih bewarna merah karena suhu daging setelah selesai dimasak adalah 60 derajat celcius. Lainnya adalah steak medium yang cara mengolahnya antara rare dan well done. Bagian tengahnya masih berwarna merah, sedangkan bagian sisinya berwarna merah muda dan suhu daging ketika selesai dimasak sekitar 70 derajat celcius.

Bicara harga, steak di Eat Me yang berlokasi di Jalan Muara Karang ini, dibandrol berkisar Rp 38 ribu – Rp 65 ribu. “Harga segitu terbilang murah apabila dibandingkan steak yang berada di restoran. Harga minumannya juga masih cukup standar, ada milk shake, softdrink, dan jus buah dengan harga Rp 6.500 - Rp 25 ribu.

Sebelum menyantap steak, Anda harus mencoba menu pembuka seperti Chicken Berry Mayo (chicken fingers with berry mayo) dan Swiss Cheese Founde yang selalu di-request pengunjung. Kemudian, tak terasa lengkap apabila Anda tidak mencicipi menu penutup Choco Lava Cake. Ketika Choco Lava Cake mendarat di mulut, coklat klasik Perancis yang secara harfiah akan meleleh di mulut Anda.

Sedangkan Swiss Cheese Founde yang dikombinasikan dengan saus, brokoli segar dan baguette Perancis, disajikan dengan keju leleh hangat. “Di daerah sini jarang kita temukan makanan seperti ini dengan harga terjangkau,” ujar Senno.

Menu lainnya yang cukup diminati juga adalah french fries, kentang goreng lokal, spaghetti, mushroom, burger, dan nasi paprika. “Menu ini sangat cocok bagi Anda yang tidak mau makan terlalu banyak dan berdiet di malam hari,” ungkapnya.

Sebagai pelepas dahaga, Eat Me menyediakan aneka minuman dingin dan panas. Pilihannya, Ice/Hot Tea, Ice/Hot coffee, Ice/Hot Coffee Milk, Ice/Hot Milo, Ice/Hot Milk Tea, Ice/Hot Mochaccino dan Ice/Hot Lemon Tea.

Menariknya, ketika Anda menyantap steak di Eat Me, Anda seperti menyantap steak di kafe pinggir jalan kota Paris, Perancis yang terkenal romantis. “Kami memang menyuguhkan suasana seperti di sana, dinding, meja-kursi, langit-langit, dan lantai didesain berwarna putih dan sengaja tidak menempatkan pernak-pernik pada dinding ruangan,” tutup Seno.