Senin

Penanganan Hernia dengan Minimal Resiko

Selama lebih dari 18 tahun, tehknik Lichtenstein Hernia Repair terevaluasi secara menyeluruh dan telah diterima secara umum sebagai “Golden Standard” oleh American College of Surgeons.

Hernia atau yang lebih dikenal dengan turun berok adalah penyakit akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Jika terjadi infeksi di dalamnya, kebanyakan penderita akan merasa nyeri. Misalnya jika anak-anak terlalu aktif.

Berasal dari bahasa Latin herniae dengan arti menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus.

Hernia yang terjadi pada anak-anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut.

Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal di daerah perkotaan yang notabene penuh dengan aktivitas maupun kesibukan di mana aktivitas tersebut membutuhkan stamina tinggi. Jika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan, maka penyakit hernia akan segera menghinggapinya.

Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan (kongenital) dan hernia yang didapat (akuisita). Berdasarkan letaknya, hernia dibagi menjadi hernia diafragma yaitu menonjolnya organ perut ke dalam rongga dada melalui lubang pada diafragma (sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut), inguinal, umbilical yaitu benjolan yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar) dan femoral yaitu benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis.

Sedangkan menurut sifatnya, ada hernia reponibel (bila isi hernia dapat keluar masuk), hernia irreponibel (bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga), dan hernia akreta (jika tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus akibat perlekatan tersebut).

Operasi Tanpa Tegangan
Perhimpunanm Hernia Indonesia (PERHARI) dan Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI) bekerja sama dengan B.Braun Aesculap Aesculap Academy bersama mengadakan workshop hernia di Rumah Sakit Gading Pluit, Sabtu (30/10) dengan menghadirkan Prof. Parviz K Amid dari Lichtenstein Hernia Institute, UCLA-USA, yang merupakan pioneer dalam Linchtenstein tension-free hernia repair.

Kehadiran Prof. Parviz K Amid merupakan kunjungan pertamanya di Indonesia dalam rangkaian turnya di Asia Pasific. Sebelum Jakarta, beliau berkunjung ke India yang kemudian akan meneruskan perjalanannya ke Beijing untuk meneruskan “SharingExpertise-nya”.

Ketua Perhimpunan Hernia Indonesia, Dr Barlian Sutedja menjelaskan bahwa hernia merupakan salah satu penyakit yang sangat sering ditemukan di masyarakat pada semua usia dan pengobatan hernia hanya bisa dilakukan dengan tindakan operasi.

Tehknik Lichtenstein merupakan salah satu tehknik operasi tanpa tegangan (tension-free) sehingga nyeri pasca operasi dapat diminimalisir. “Dengan penggunaan tehknik anastesia lokal, Tehknik Lichtenstein Hernia Repair ini mampu meminimalisasi resiko operasi dan menjadikan biaya operasi hernia lebih terjangkau,” ujar Dr Barlian.

Sebagai perusahaan yang memiliki motto “Sharing Expertise”, B. Braun Aesculap Academy sangat bangga dapat menghadirkan Prof. Parviz Amid yang berkenan hadir di Jakarta untuk berbagi keahliannya dan pengetahuannya dengan tehknik ini. Aesculap Academy merupakan wadah edukasi berkelanjutan dalam B.Braun Group yang mempunyai misi untuk menjadi partner dalam dunia medis dalam berbagi keahlian.

“Ini merupakan bukti nyata bahwa melalui Aesculap Academy, B.Braun selalu mengedepankan komitmen kami untuk menggunakan, berbagi, dan memperluas pengetahuan dengan semua mitra kami,” ujar President Director B. Braun Indonesia, Manogaran Ayalsamy.