Senin

Azis ‘Gagap’

Pernah dibayar 25 Ribu

Siapa tak kenal Azis ‘Gagap’, rambut depan jambul tipis warna putih-keemasan, bergaya lugu saat tampil di Opera van Java dengan aksen suara gagap. Trademark tersebut memang menjadi nilai jualnya di jagad infotainmen Indonesia.

Azis memang lahir untuk menjadi lelaki penghibur di layar kaca. Banyolan serta celetukannya renyah mengundang tawa. Sosoknya juga sangat menjual bila sudah di atas panggung padahal Azis belum sedikitpun beraksi. Kepolosan wajah, yang kadang terlihat dungu, menjadi ciri khas seorang Azis.

Pria bernama asli Muhammad Aziz ini aslinya sebenarnya lelaki tidak banyak bicara. Namun apabila sudah bicara amat sulit berbicara serius dengan sosok pria bersahaja ini, walau terhadap orang yang baru ia kenal. “Saya memang begitu orangnya, tapi kalau sudah kenal baru kelihatan aslinya, suka bercanda,” kata Azis, tertawa saat ditemui AdInfo di Pluit Village beberapa waktu lalu.

Host di acara Beauty & Aziz ini terlihat santai dengan mengenakan stelan sweeter warna merah, celana cargo setengah tiang dengan hand-bag menggantung di badan sedang memegang kantong belanja. “Ini kantong belanja isinya kostum buat tampil malam ini di salah satu stasiun televisi swasta. Kostum saya minta buatkan di tukang jahit langganan,” ungkapnya.

Tanya AdInfo, memang sering ke mall? Pria kelahiran 21 Desember 1973 ini menjawab, tidak sering seh cuma pas ada waktu senggang saja saya mampir ke sini, biasanya sama ketiga anak dan isteri saya. Kebutuhan yang dibeli masih seputar baju, celana dan belanja kebutuhan bulanan. Taulah, karena sebagian banyak waktu saya sudah tersita untuk job di beberapa stasiun televisi. Opera Van Java salah satunya, disinilah nama saya dikenal masyarakat luas,” kata Azis, tersenyum.

Karier Berliku
Azis memang bukan pelawak karbitan yang lahir melalui kontes-kontesan. Perjalanan karirnya terbilang tidak mudah karena diawal-awal karirnya, ia pernah menerima bayaran melawak sebesar Rp 25 ribu. Mendapatkan bayaran yang dirasa tidak mencukupi hidupnya, ia juga pernah mencoba berkarir dengan bekerja di sebuah kontraktor bangunan.

Pertama kali terjun di dunia komedian, ia merasakan kesulitan karena tidak bisa melawak. Dan Azis mengaku banyak belajar ngelawak dari teman-temannya, walaupun mendapatkan bayaran sebesar Rp. 25 ribu saja, Azis tetap mensyukurinya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Sebagai orang yang memiliki rasa syukur dengan rejeki yang diterimanya, ia mengaku merasa cukup dan kalau dikatakan tidak memang tidak cukup. Minimal bisa mencukupi kehidupannya bersama keluarganya,“ Ya dibilang cukup, cukup, dibilang tidak ya tidak,” tegas Aziz.

Pernah ia mencoba jalan lain untuk mendapatkan rejeki lebih untuk menghidupi keluarganya dengan bekerja di sebuah kontraktor bangunan. Namun karena merasa memiliki jiwanya berada di komedian akhirnya ia meninggalkan perusahaan kontraktor bangunan itu dan kembali menjadi komedian.

“Sempat jadi kontraktor. Tapi karena jiwa saya di komedian, kontraktor saya tinggalkan. Alhamdulillah tiap tahun ada peningkatan,” ungkapnya.

Dan ternyata jalan menuju rejeki yang lebih besar itu tidak selamanya tertutup baginya dan keluarganya ini. Ia mendapatkan masukan dari seorang penulis untuk memerankan seorang komedian yang gagap. “Itu ada seorang penulis yang menyuruh saya untuk berperan gagap. Ya Alhamdulillah bisa terlaksana sampai sekarang,” tutupnya.