Senin

Cinema & Sound


Hadirkan Bioskop di Rumah

Memiliki home theater di dalam rumah ibarat “memindahkan” bioskop sungguhan. Tidak seperti menonton film di layar kaca, home theatre menghasilkan kualitas gambar tajam dan setiap detail bunyi suara yang keluar dari speaker terdengar jernih dan lebih jelas. Menonton film jadi lebih berkesan.

Tren masyarakat Indonesia yang haus akan hiburan di rumah, memicu mereka mencari solusi dengan menghadirkan home theatre di rumahnya. Permintaan pasar terhadap perangkat elektronik hiburan tersebut pun semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Home theater sekarang telah menjadi sesuatu yang “harus dimiliki” oleh setiap keluarga. Dalam penempatannya, banyak keluarga yang sengaja membuat tempat khusus dengan desain dan bentuk ruangan yang nyaman lengkap dengan susunan tempat duduk. Tapi, ada pula yang hanya menempatkan begitu saja home theate di ruang menonton TV.Home theatre bukan lagi sesuatu yang mahal yang dapat dinikmati oleh orang-orang kaya saja.

Menurut Konsultan Home Theatre Cinema & Sound, Koh Abeng, biasanya setelah lelah beraktivitas, hiburan yang paling menyenangkan adalah memutar film atau bernyanyi. Hidupkan imajinasi Anda, buat pikiran rileks secara instan dan nikmati suara keluar dari sound system speaker home theatre yang menghasilkan suara menggelegar layaknya di bioskop. Dengan begitu, Anda akan merasa seperti menonton di bioskop.

“Home theatre memang dibuat untuk bersenang-senang, tempat bersantai dan beristirahat bagi anggota keluarga. Tempat untuk menghabiskan waktu bersama-sama sambil menikmati hiburan,” tambahnya.

Ia pun berpesan, bujet membuat home theatre tidak sedikit. Untuk perangkat visual saja, paket termurah yang kami ditawarkan sekitar Rp 60 - 70 juta. Makin tinggi resolusi proyektor, makin bagus gambar yang dihasilkan dan harganya tentu lebih mahal.

“Konsumen yang menggunakan jasa kami juga merasa tidak tertipu. Sebabnya karena kami akan membawa barang dulu dan demo di rumah mereka lebih dahulu. Jika cocok, silahkan beli dan kami yang kerjakan selanjutnya,” terang Abeng yang saat ini sedang mengerjakan 30 kamar, ballroom dan lounge Hotel Aston Pontianak.

Tata Suara Yang Optimal
Menonton film dengan layar lebar dan suara ngejreng tidak harus pergi ke bioskop. Anda dapat menciptakannya di rumah dengan membuat home theatre. Selain untuk menonton film, home theatre saat ini juga difungsikan sebagai ruang keluarga, tempat karaoke dan bermain game.

Perlu disadari bahwa menikmati hiburan bioskop dirumah tidak hanya ditentukan oleh kualitas gambarnya saja, melainkan peranan dari kualitas suara juga penting, karena dengan didukung oleh tata suara yang ciamik, maka hiburan biskop di rumah dapat dinikmati secara maksimal.

Jika biasanya kita mendengarkan suara besar, tegas dan kadang lantang ketika mendengarkan suara dari home theatre akan menghasilkan suara yang lebih halus, matang dan berkelas. Sehingga suara yang dihasilkan terdengar menyerang dan penuh tenaga. Dari sisi tonal, suara yang dihasilkan seimbang dan tidak ada pengerasan suara ketika menampilkan adegan mobil berakselerasi, mendecit dan meledak.

Abeng mengungkapkan, pastinya merancang home theatre harus melibatkan desainer interior, ahli audio, ahli tata visual serta kontraktor, karena pengerjaannya cukup rumit dan banyak memakai perlengkapan khusus. Dibutuhkan perangkat visual berupa layar (screen) dan proyektor, selain player untuk memutar cakram padat atau video game.

Audio
Selain perangkat visual, home theatre juga harus didukung sistem audio yang istimewa. “Perlu tujuh speaker dan dua subwoofer. Tiga di bagian depan, dua di samping kiri dan kanan, dua speaker lagi di bagian belakang. Ditambah dua subwoofer untuk memberi efek dinamika atau menguatkan suara dentuman bass. Konsumsi listriknya bisa mencapai 2000 - 3000 watt. Untuk speaker, kami pakai barang kualitas terbaik di kelasnya,” ungkap Abeng.

Abeng melanjutkan, lengkap atau tidaknya frekwensi suara yang dihasilkan juga tergantung dimensi ruang. Jika ruangannya kecil, kemungkinan frekwensi bass tidak muncul atau tidak tereproduksi dengan baik. Ukuran ruang minimal agar bisa memproduksi suara lengkap sekitar 5 x 8 m.

Kata Abeng, jika bass (nada rendah) ada, otomatis middle (nada tengah) dan treble (nada tinggi) sudah pasti terdengar,” jelasnya. Biasanya setiap kegiatan membutuhkan kualitas audio berbeda. Jadi, speaker yang diperlukan untuk menonton film tidak sama dengan kebutuhan untuk berkaraoke.

Akustik Ruang
Supaya kualitas suara makin bagus, kita juga perlu memperhatikan akustik ruang dalam penataan interiornya. “Adapun biaya pengerjaan akustik ruang mencapai Rp 100 jutaan untuk ruangan minimal seluas 5x6 m,” terangnya.

Bagian dinding harus diberi treatment akustik, dengan menambahkan lapisan bahan yang menyerap suara: glasswool, busa tipis, atau bahan kayu mdf (medium density fiber). Begitu pula plafon bisa dilapisi gipsum dan lantai dilapisi parket atau karpet.

Tidak selalu akustik ruang diciptakan dengan melapisi keseluruhan ruang dengan bahan-bahan empuk. Tapi, bisa juga dikombinasikan secara proporsional dengan bahan keras seperti batu alam, batu bata atau kaca yang memiliki sifat memantulkan suara. Pemakaian bahan yang bervariasi juga akan menciptakan keseimbangan dan ambience interior yang lebih dinamis.

Dengan demikian, bila difungsikan sebagai ruang keluarga, home theatre tetap tampil menarik. Bahan-bahan akustik dan perangkat dalam home theatre cenderung mengeluarkan bau menyengat. Untuk itu, sebaiknya ruang diberi bukaan agar sirkulasi udara lancar.
Mengenai penerangan home theatre, yang penting tidak terlalu terang tapi tidak harus gelap seluruhnya. Kita bisa menempatkan lampu-lampu downlight di sekeliling ruang atau di atas area tempat duduk, asal tidak menyorotkan cahaya ke arah layar. Berbeda dengan gambar pada layar yang ditembakkan dari proyektor. “Bahannya bukan lampu, sehingga lebih aman untuk anak-anak,” katanya.