Kamis

Jonson Krisman

Awalnya Hanya Ingin Mengadu Nasib

Jonson Krisman adalah pribadi tegas, diterima oleh semua kalangan, berwawasan luas dan berwibawa. Pantas apabila ia terpilih menjadi Ketua RW 08 Kelurahan Pluit selama 3 periode.

Ditemui AdInfo di Sekretariat Perhimpunan Perantau Pematang Siantar (P3S), Muara Karang, bincang-bincang dengan Jonson Krisman memang menyenangkan. Santai, selalu melempar senyum, penuh tawa dan canda adalah ciri khas pria kelahiran 6 Desember 1948, Pematang Siantar, Sumatera Utara ini.

Satu per satu topik pembicaraan antara AdInfo dengan pria penggila kopi ini mengalir begitu saja, ada muatan pesan moral dari kata-kata yang terlontar dari ucapannya. Berikut petikan perbincangan AdInfo dengan Jonson Krisman.

Selaku Ketua RW 08 Kelurahan Pluit, apa saja tugas Anda?
Menurut hemat saya, tugas utama ketua RW adalah aktif koordinasi dan komunikasi dengan ketua-ketua RT dan menanyakan langsung kepada mereka aspirasi apa saja yang ada pada warganya.Lalu, kami cari solusi pemecahannya bersama.

Misalnya, penanganan banjir saat musim penghujan, keamanan, dan penghijauan. Banjir pada musim penghujan selalu menjadi perbincangan hangat warga di sini dan itu menjadi pekerjaan rumah bersama. Perlahan tapi pasti, banjir yang menggenangi rumah warga sudah jarang terjadi beberapa tahun belakangan.

Selain itu, saya membuat program kerja jangka pendek dan panjang yang melibatkan semua ketua RT dan warganya. Tentu saja saya juga terjun langsung ke lapangan melihat kondisi sebenarnya.

Kiat lain saya yaitu selalu membagi tugas dengan rekan-rekan kepercayaannya, dan selalu membagi-bagi tugas dengan rekan-rekan di RW 08 ini. Itulah fungsi dari struktur organisasi yang sudah kami buat.

Program kerja apa saja yang pernah Anda gulirkan?
Berbagai macam program kerja saya susun demi terciptanya lingkungan RW 08 Kelurahan Pluit sesuai harapan warga. Dalam bidang keamanan, saya juga memasang CCTV untuk menambah keamanan. Selain itu, kami juga fokus pada penghijauan lingkungan seiring isu “global warming”.

Sepertinya, berbagai macam kendala yang ada dalam menjalankan jabatan saya, semua dapat diatasinya dengan baik. Berkat kerja sama tim yang baik, semua itu dapat dilewati dengan baik.

Adapun prestasi membanggakan yang sudah dicapai kami di RW.08 Kelurahan Pluit, yaitu juara Siskamling se-Polda Metro Jaya pada tahun 2004.

Seperti apa kemajuan Pluit sekarang?
Pluit sekarang sangat berbeda 180% dengan Pluit yang dulu. Perkembangannya pesat dalam segala bidang, terutama dalam bidang ekonomi. Perekonomian wilayah yang berada di bibir pantai ini selalu bergairah, wajar saja karena profesi warga di sini sebagian besar sebagai pedagang dan pebisnis.

Pluit yang aslinya rawa ini, sudah menjelma menjadi salah satu pusat kegiatan ekonomi di Jakarta Utara. Sebagai catatan, kemajuan ekonomi di sini sebagian besar atas jasa para perantau, terutama perantau asal Sumatera Utara.

Selain itu, perkembangan properti juga berkembang signifikan. Berdirinya banyak perumahan, apartemen, dan perkantoran, menjadikan Pluit sebagai daerah dengan pertumbuhan properti cukup signifikan ke depannya.

Warga Pluit heterogen, apa solusinya agar tak terjadi benturan antara mereka?
Warga Pluit didominasi warga pendatang dari luar Jakarta, mayoritas asal Sumatera Utara. Watak mereka keras, namun sebenarnnya hatinya baik. Jika terjadi perselisihan, bila watak keras, kita lawan keras, maka tidak akan meyelesaikan masalah. Biasanya, saya ajak mereka duduk bersama dan bicara baik-baik dengan kepala dingin hingga mencapai kesepakatan damai.

Solusi lain, saya terapkan kebiasaan berkumpul kepada seluruh jajaran pengurus dan warga RW 08 Kelurahan Pluit, sebagai ajang tali silaturahmi dan menjalin keakraban antar sesama. Dimulai dari kumpul-kumpul biasa seperti itu, pembicaran mengalir, biasanya ada solusi pemecahan masalah yang ada.

Bahkan dari situ, bisa terbentuk organisasi sosial Perhimpunan Perantau Pematang Siantar (P3S). Tujuan P3S untuk menjalin tali silatuhrahmi dan membina perantau asal Pematang Siantar, tanpa lihat latar belakang mereka. Jumlah anggotanya sekitar 500-an orang. P3S kerap menggelar kegiatan sosial, di antaranya, pengobatan gratis, membagikan 12.000 paket sembako kepada warga Muara Angke dan sekitarnya pada Lebaran 2010.

Saya harap P3S ke depan menjelma menjadi wadah tunggal bagi perkumpulan perantau asal Sumatera Utara. Seperti kita ketahui, setiap Kabupaten di Sumatera Utara mempunyai perkumpulan sendiri-sendiri.

Apa saja aktivitas Anda?
Aktivitas saya setiap hari, berbisnis, dan kumpul dengan keluarga. Lain waktu senggang, biasanya berkumpul bersama teman seperantau asal Pematang Siantar sambil menyeruput Kopi Tiam di Sekretariat P3S di Muara Karang. Kebiasaan tersebut saya lakukan sedari dulu waktu muda di kampungnya dan itu sudah menjadi ciri khas.

Saya sendiri merantau ke Jakarta sejak 1980, siapa sangka saya menjadi tokoh penting di Kelurahan Pluit. Padahal niat awal saya ingin mengadu nasib di Jakarta.

Bahkan, dua tahun kemudian, saya memberanikan diri memboyong keluarga dan menetap di Jakarta. Terus terang, saya pada saat itu hanya ingin merantau, mencoba kehidupan di Jakarta dan berhasil. Walau semuanya harus ditempuh dengan kerja yang sangat keras. Dua tahun kemudian, saya memberanikan diri untuk memboyong keluarganya dan menetap di Jakarta hingga kini.