Selasa

Kumon

Disesuaikan dengan Kemampuan Anak

Sistem belajar Kumon dikembangkan pertama kali oleh seorang Jepang yang bernama Toru Kumon, berprofesi sebagai guru Matematika tingkat SMU.

Awalnya, pada tahun 1954, ia diminta oleh istrinya untuk membantu pelajaran Matematika anaknya, Takeshi, yang ketika itu duduk di kelas 2 SD. Ia kemudian merancang suatu sistem agar anaknya dapat belajar secara efektif, sistematis, serta memiliki dasar-dasar Matematika yang kuat.

Yang dilakukannya adalah mengacu pada sasaran "Matematika tingkat SMU", membuat lembar kerja dengan susunan pelajaran yang meningkat secara "step by step", memberikan lembar kerja yang dapat diselesaikan oleh anaknya setiap hari dalam waktu kurang dari 30 menit.

Begitupun rangkaian soal-soal pada lembar kerja Kumon tersusun secara "small steps" sehingga dapat leluasa disesuaikan dengan kemampuan belajar dan kemajuan anak. Mereka belajar dengan cara membaca petunjuk dan contoh soal pada lembar kerja, berpikir sendiri, lalu mengerjakan soal dengan kemampuannya sendiri.

Adapun sistem belajar, bahan pelajaran, dan pembimbingan Kumon dibuat sedemikian rupa agar anak dapat belajar secara mandiri. Pelajaran yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak, bukan berdasarkan tingkatan kelas atau usia anak.

Cara belajar Metode Kumon diberikan secara perseorangan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Karena itu, sebelum memulai pelajaran, anak diberikan tes penempatan untuk mengetahui titik pangkal yang tepat. Program belajar dimulai dari bagian yang dapat dikerjakan anak dengan mudah, dan sedikit demi sedikit dilanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.

Hasilnya, program dan bimbingan Metode Kumon yang diberikan secara perorangan pada tingkatan dan porsi yang tepat, akan mengembangkan kemampuan matematika anak. Selain itu, belajar dalam waktu yang singkat dan rutin setiap harinya, maka dalam diri anak akan terbentuk kemampuan berkonsentrasi, ketangkasan kerja, kemampuan berpikir, kebiasaan belajar, dan rasa percaya diri yang merupakan dasar untuk mempelajari hal-hal lainnya.

“Apabila berlatih dengan sistem belajar Kumon secara rutin setiap hari. Hasilnya, dapat menyelesaikan persamaan diferensial dan kalkulus ontegral setara pelajaran tingkat SMU, ketika masih duduk di kelas 6 SD,” terang Public Relations Section Kumon, Nuraeni Sulistyo.

Selain matematika berhitung, Metode Kumon juga sampai pada tahap yang lebih luas seperti aljabar, trigonometri, kalkulus dan matematika tingkat lanjut. Bahkan, di negara-negara lain, Metode Kumon juga dikembangkan untuk materi pelajaran lainnya seperti pelajaran bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Jerman, bahasa Perancis, dan lain sebagainya.