Senin

Indo Property,Agen Yang Berpikir layaknya Konsultan

Meski banyak agen property yang berlomba-lomba menggunakan brand atau nama asing sebagai nama dari perusahaan property yang mereka kelola, namun sepertinya hal itu tidak memiliki pengaruh bagi indo property yang lebih memilih menggunakan brand atau nama lokal sebagai nama perusahaan mereka. Bagi indo property, dengan menggunakan nama lokal berarti sama juga mengangkat bangsa Indonesia ini sendiri khususnya di mata dunia.

Bagi Indo Property, dalam menjalankan bisnis selain harus memiliki sikap profesional, namun juga wajib memiliki karakter atau ciri yang dapat membedakan antara agen property lainnya.
"Dalam menjalankan bisnis property sudah selayaknya yang wajib mengerti dan menjalankan bisnis haruslah orang lokal atau warga negara Indonesia, karena hanya mereka yang seharusnya lebih mengerti tentang seluk beluk dari bangsa ini",menurut Hary Jap selaku presiden director dari Indo Property.
Hal yang membedakan Indo Property ini dengan agen property lain yakni Indo Property ini selain sebagai agen jasa penyediaan property tetapi juga sebagai agen property yang berpikir seperti konsultan untuk masalah property khususnya yang bersikap profesional.
"Setiap bisnis yang dijalankan sudah semestinya wajib memiliki sebuah karakter" , ungkap Hary Jap.
Saat ini Indo Property di dukung oleh 20 orang tenaga marketing yang telah berpengalaman di bidangnya. Dalam menjalankan bisnis Indo Property ini tidak terfokus dalam bidang pemasaran dari produk property saja, tetapi juga lebih sebagai pelayanan jasa konsultasi terhadap hal property. Hal demikian juga yang membuat Indo Property lebih dipercaya oleh para deplover besar yang ada di Indonesia.
IndoProperty juga menerapkan sistem yang hampir sama dengan prinsip yang starbuck terapkan yakni dalam menjalankan bisnis lebih baik melakukan segala sesuatunya dengan cara yang baik dan lebih mengedepankan etika profesi yang profesional tanpa membuat pihak lain merasa dirugikan.
Meski saat ini property jika dinilai secara makro berarti sedang mengalami penurunan dari segi peminat karena mengikuti perkembangan ekonomi dunia, namun jika dinilai dari segi mikronya sepertinya tidak terlalu memiliki banyak pengaruh dari segi peminatnya.
Hal demikian terbukti saat Indonesia dilanda krisis ekonomi yang melanda bangsa ini, karena banyaknya bangunan yang hancur atau rusak akibat terjadinya kerusuhan di negara ini, hal demikian secara tak langsung ikut serta membantu meningkatkan permintaan akan kebutuhan property di tanah air.