Senin

Menditeksi Bakat Anak

Setiap anak memiliki potensi terpendam yang sulit untuk diditeksi oleh orang terdekat sekali pun. Tak ayal kondisi ini membuat penyakit bagi kehidupan anak di kemudian hari. Untuk menghindari hal itu, orangtua dituntut peduli dan juga jeli terhadap tingkah laku anak.

Bakat merupakan anugerah Tuhan pada semua insan bumi. Namun sayang tak mudah untuk menditeksi bakat yang telah tersisip dalam tubuh manusia bahkan dengan tes IQ sekali pun.

Lalu bagaimana cara melihat bakat agar bisa dikembangkan? Jawabnya ada pada kepekaan orang tua dalam melihat tingkah laku anak selama ini. Contoh kecilnya bisa dilakukan dengan melihat minat serta ketulusan mereka dalam mengerjakan sesuatu baik menggambar, menyanyi, atau kegiatan lainnya. Jika mereka enjoy dan mengerjakan kegiatannya itu tanpa paksaan, bisa dikategorikan sebagai bakat.

Selain enjoy dalam melakukan kegiatannya, anak berbakat biasanya mempunyai tempo yang cepat dalam belajar, bisa melakukan kegiatannya sendiri. Jika bosan mereka bisa memacu kembali semangatnya dengan motivasi dari dalam diri yang kuat.

Teknik di atas merupakan cara biasa yang mudah dilakukan para orang tua. Berikut ini konsep lain yang bisa dipakai untuk melihat bakat anak menurut ahli keterbakatan, Renzulli.

Ia mengidentifikasikan seorang anak dapat dikatakan sebagai anak berbakat jika mempunyai intelijensia yang tinggi di atas rata-rata (IQ lebih dari 130), kreativitas yang tinggi, serta motivasi dan ketahanan kerja yang tinggi pula.

Namun, potensi itu tidak akan terwujud jika tidak ada dukungan dari keluarga, sekolah, dan lingkungan.

Jika melihat pendapat di atas, berarti tak hanya orang tua yang berperan dalam penditeksian ini. Namun para guru dan lingkungan juga berpengaruh. Oleh karena itu, lakukan penditeksian ini dengan mengajak para guru di sekolah maupun tempat kursus atau bisa juga melalui teman bermain mereka. Karena biasanya mereka tahu betul kepribadian anak Anda.

Agar lebih maksimal, ada baiknya penditeksian ini dilakukan sejak dini atau pada anak berusia 5 tahun ke atas. Karena dalam masa ini bakat anak sudah bisa terbaca ketimbang anak yang berusia 3,5 tahun.

Jika sudah tahu bakat anak Anda, lakukanlah pengasuhan yang terarah. Karena menurut teori Nature dan Nurture yang kini menjadi pegangan para ahli anak berbakat di seluruh dunia. Potensi bawaan memerlukan pengasuhan yang sesuai dengan kebutuhan dan personalitas yang dipunyai setiap anak berbakat (nurture).

Pengasuhan sendiri bisa dilakukan dengan cara memberi motivasi atau menyekolahkan mereka di tempat yang sesuai. Contohnya, jika memiliki bakat melukis, arahkan mereka pada tempat kursus melukis dan lain sebagainya.