Rabu

Fauzi Bowo

Resmikan Pusat Informasi HIV/AIDS di Cengkareng
Lahir dari keprihatinan dan komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberantas peredaran Virus mematikan HIV/AIDS, tepat pada Hari AIDS Sedunia yang jatuh tanggal 1 Desember, Gubernur DKI, Fauzi Bowo meresmikan salah satu pusat informasi HIV/AIDS di Puskesmas Cengkareng.

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) pertama kali muncul di Indonesia diperkirakan pada 1987, yaitu pada seorang turis asal Belanda.

Penyabab dari penyakit mematikan ini bermacam-macam, mulai dari penggunaan jarum suntik yang tidak seteril sampai melakukan hubungan seks yang tidak sehat.
Sedang penularannya terjadi kalau ada pencampuran cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, jarum suntik dan alat-alat penusuk (tato, tindik dan cukur) yang tercemar HIV, transfusi darah atau produk darah yang mengandung HIV dan ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin atau bayinya.

Menyikapi masalah yang kian memprihatinkan khususnya di Ibu Kota Jakarta dengan penambahan jumlah pengidap HIV/AIDS sekitar 72 persen yang diakibatkan dari pengguna jarum suntik. Maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitment untuk membuat sebuah pusat informasi HIV/AIDS pada beberapa Puskesmas di Jakarta.

Dijadikannya Puskesmas sebagai Pusat Informasi dan Layanan HIV/AIDS dan PRM, menurut Fauzi, merupakan upaya mendekatkan pusat-pusat pelayanan informasi HIV/AIDS dan pengguna Narkoba suntik dengan lingkungan tempat tinggal pasien.

Dengan layanan ini, tambahnya, diharapkan bisa mengurangi jumlah pasien HIV/AIDS di jakarta yang mayoritasnya datang dari generasi muda.

“Setidaknya ada 8 puskesmas yang akan difungsikan sebagai pusat informasi HIV/AIDS yaitu Puskesmas Tanjung Priok, Puskesmas Gambir, Puskesmas Jatinegara, Puskesmas Tambora, Puskesmas Tebet, Puskesmas Cengkareng, Puskesmas Koja, dan Puskesmas Kemayoran,”ungkap Fauzi.

Lima di antaranya telah dioperasikan dan siap digunakan. Sedang dua Puskesmas lagi akan segera menyusul yaitu Puskesmas Koja dan Kemayoran.
Selain berfungsi sebagai pusat informasi HIV/AIDS, layanan ini juga dilengkapi dengan Program Terapi Rumatan Metadon.

“Layanan ini tak hanya berfungsi memberikan informasi tentang HIV/AIDS kepada masyarakat. Namun juga dilengkapi dengan Program Terapi Rumatan Metadon yaitu metode yang berguna menyembuhan ketergantungan pasien pada jarum suntik,” ucap Kepala Puskesmas Cengkareng, Tri Suprapti.

Metadon, lanjutnya, adalah sejenis bahan substitusi Narkoba jenis putaw berbentuk cair yang harus dikonsumsi pengguna Narkoba lewat suntik sampai penderita merasa bebas dari ketergantungan. Metode ini telah terbukti khasiatnya bahkan telah digunakan di beberapa negara.

Tri Suprapti berharap program ini akan berjalan optimal sehingga bisa mengurangi pengidap HIV/AIDS di Cengkareng khususnya dan di Jakarta pada umumnya.