Sabtu

Liputan Kursus Seni dan Kreatifitas

Kolaborasi Seni dan Bisnis yang Membidik Anak

Sejak di play group atau taman bermain, anak umumnya sudah diperkenalkan pada kegiatan seni yang sederhana. Mulai dari mewarnai, menggambar atau membuat kolase atau tempel-tempelan. Tapi benarkah aktifitas seni merangsang daya kreatifitas anak? Dan apakah hanya kegiatan seni yang punya peran merangsang kreatifitas anak?

Seni mengajarkan anak pada keleluasaan cara berpikir, ide-ide kreatif hingga memandang sesuatu dari yang orisinal, bahkan kemampuan untuk mencari penyelesaian masalah atau problem solving.

Namun yang disayangkan, banyak orang yang hanya terpaku pada kegiatan seni saja untuk merangsang kreatifitas anak. Dukungan dari lingkungan, juga sangat berperan dalam membangun pondasi kreatifitas ini. Kegiatan lain seperti olahraga, bela diri, dapat mengajarkan anak untuk mengendalikan emosi. Seri bela diri dapat mengolah emosi terutama bagi anak yang pemarah, tidak sabaran atau cengeng.

Seni bela diri seperti pencak silat atau taekwondo dan sejenisnya juga memiliki pengaruh besar dalam menyalurkan amarah dan rasa malu. Kedua seni ini sama-sama mengajarkan kebersamaan, kerjasama dan pengendalian diri. Dengan dukungan dan rangsangan penuh dari lingkungan, maka kreatifitas anak akan muncul.

Contohnya, jika anak memilih wama kuning atau coklat pada daun yang akan diwamainya, jangan salahkan atau langsung menyuruhnya mengganti dengan warna hijau. Barangkali anak sedang berimajinasi bahwa tidak semua daun berwama hijau.

Memaksanya untuk mengganti karena beranggapan bahwa wama daun harus hijau, sama artinya memasung kreatifitasnya. Pada akhirnya jika hal itu sering anda lakukan, kreatifitas anak akan terhenti. "Malas ah, paling nanti mama akan menyalahkan", begitu mungkin nanti pikir mereka.

Pertumbuhan emosi
Banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan seni. Manfaat tersebut tentunya akan berguna juga dalam kehidupan sehari-hari. Kesuksesan anak tidak hanya di ukur dari skor IQ yang tinggi saja. Kehidupan ini tidak dinilai oleh IQ, tapi lebih pada kecerdasan seseorang dalam mengolah diri dan lingkungannya.Oleh karena itu, amat menyedihkan jika anak yang cerdas tidak diberi sentuhan seni.

Berdasarkan penelitian, anak yang tumbuh tanpa dibarengi dengan kemampuan seni, maka kehidupannya akan menjadi gersang. Anak menjadi kaku, tidak hanya dalam berinteraksi dengan lingkungan, tapi juga dalam memandang persoalannya.

Sebagai informasi, persentase keberhasilan seseorang itu 77 hingga 80% ditentukan oleh Emosional Quation, baru selebihnya Intelegence Quation. Jika penelitian berkata demikian, akankah Anda berpikir sempit tentang ragam kreatifitas seni untuk anak?

Pun begitu, seni jelas tak bisa dipaksa. Tapi, sejak lahir, setiap manusia sudah punya pembawaan untuk suka seni, meski hanya kecil bagiannya. Jika sudah diawali dengan rasa suka, selanjutnya jika diarahkan dengan benar, kesukaan akan seni itu dapat membuat seorang anak menjadi manusia yang memiliki emosi yang membumi.

Seni dan prestasi
Setiap jenis usaha, sudah pasti bersifat komersil. Meski ditutupi segudang idealisme, tetap saja ujung-ujungnya uang yang dicari. Begitu juga dengan usaha kursus seni dan kreatifitas. Dalam perkembangannya, sebuah bidang seni dipadupadankan dengan bisnis dengan tujuan mencari profit.

Di komunitas kita, banyak sekali tempat kursus dan kreatifitas. Kebanyakan dari tempat kursus itu menyasar anak-anak sebagai konsumen utamanya. Beragam bidang pun ditawarkan, seperti musik, menggambar, menari, merakit robot, dan lain sebagainya.

Bagi orangtua, memiliki anak yang punya bakat seni adalah suatu kebanggaan. Dan akan lebih membanggakan lagi, jika bakat itu bisa diwujudkan dalam bentuk prestasi. Tapi untuk memperoleh prestasi memang tidak mudah. Butuh pembinaan dari tangan-tangan yang tepat. Untuk itu, hadirlah lembaga-lembaga kursus seni dan kreatifitas.

Pendidikan seni dan kreatifitas sudah dipandang penting oleh kebanyakan para orangtua yang ada di komunitas ini. Para orangtua tadi beranggapan, pendidikan untuk anak tidak melulu hanya pelajaran-pelajaran formal di sekolah. Seni juga penting adanya.

Lembaga kursus seni berpotensi untuk berkembang. Melihat pasarnya yang cukup terbuka luas, jika dikemas dengan apik dan memiliki tujuan pendidikan yang jelas bukan tak mungkin sebuah lembaga kursus seni bisa menjadi besar dan memiliki banyak murid. Bisnis penyelenggaraan kursus seni punya prospek yang baik. Banyak orangtua sudah peduli dengan pendidikan seni untuk anak-anaknya.

Menguasai bidang
Salah satu penyebaran usaha kursus seni adalah dengan metode waralaba. Banyak lembaga kursus franchise yang hadir di komunitas kita. Bagi pengusaha pemula, memulai sebuah usaha dengan sistem waralaba sama dengan meminimalkan risiko. Tapi kelemahannya, pengusaha itu tak menguasai bidang usahanya dengan sangat baik.

Pengusaha sejati tentu tahu bidang apa yang ‘dijualnya’. Pada usaha kursus seni, sebaiknya pemilik usaha punya keahlian pada bidang seni yang ditawarkan. Dengan begitu, jika ada kekurangan di sisi metode pendidikan, Anda akan segera tahu dan dapat menyelesaikannya dengan cepat.

Terlebih, dengan menguasai bidang yang Anda jual, itu akan meninggikan Anda di mata calon siswa dan orangtuanya. Hal ini juga berarti Anda serius membuka usaha kursus seni itu.

Merintis bisnis
Masing-masing jenis kesenian itu memerlukan penanganan yang berbeda. Kursus seni tentu berbeda sekali dengan kursus pelajaran sekolah. Pada umumnya, pelajaran sekolah itu merupakan kebutuhan umum dan sifatnya lebih primer. Sedangkan seni, lebih tersegmentasi dilihat dari segi permintaan masyarakat. Sehingga sifatnya pun lebih sekunder. Segmen pasarnya pun berbeda.

Bicara mengenai pelajaran sekolah, boleh dikata hampir semua lapisan masyarakat membutuhkannya, mulai dari kalangan bawah, menengah sampai kalangan atas. Tidak perlu sangsi kalau kita harus mengatakan bahwa kursus pelajaran sekolah adalah kebutuhan publik, sehingga dilihat dari prospeknya, kursus tersebut mungkin saja berpeluang lebih baik secara kuantitatif. Dalam arti, peluang menjaring peserta kursus dalam jumlah banyak sangat dimungkinkan.

Namun demikian, tidak berarti kursus seni harus kalah dalam hal kualitatif. Lebih jelasnya dalam hal perolehan pendapatan. Peminat kursus seni, cenderung dominan dari kalangan menengah atas. Contohnya, kursus piano. Relatif jarang orang-orang kalangan bawah yang mau mementingkan diri mengikuti kursus piano. Bagi mereka, persoalan pemenuhan kebutuhan pokok dan menyekolahkan anak lebih penting dari hal-hal lain.

Berbeda halnya dengan kalangan menengah dan kalangan atas. Buat orang-orang di kalangan ini, adalah hal biasa selain mengursuskan anak dalam hal mata pelajaran sekolah. Juga sekaligus mengirim anak tersebut ke kursus piano, kursus renang bahkan kursus seni bela diri secara privat.

Maka dari itu, biasanya tarif kursus seni pada umumnya termasuk cukup tinggi, terutama yang berlaku di lingkungan kaum elit. Apabila dalam metode pemasarannya berhasil menjaring sejumlah peserta, kemungkinan nilai pendapatan yang dihasilkan akan tidak kalah dari kursus pelajaran sekolah.

Sekali lagi, kursus seni adalah bidang yang sangat tersegmen. Untuk itu, setiap pengelola kursus seni juga harus punya sasaran pasar yang dituju. Dengan begitu, selanjutnya, perjalanan kursus seni tersebut bisa melangkah mulus.

Pemasaran kursus
Bicara tentang pemasaran, tentu tak jauh beda dengan jenis usaha yang lain. Hanya saja, Anda yang ingin membuka usaha kursus kesenian harus tahu promosi dan pemasaran yang tepat. Jangan asal menghamburkan uang untuk pemasaran, jika sasarannya tidak mengena.

Di tahap awal, merintis usaha kursus seni sebaiknya dimulai secara kecil-kecilan. Jangan terlalu banyak menanamkan investasi, meski itu untuk membeli peralatan yang diperlukan.

Buatlah kartu nama, lalu sebarkan ke semua famili dan teman-teman, yang kondisi sosialnya kira-kira memungkinkan untuk menjadi pelanggan. Di tahap ini, promosi mulut ke mulut akan menjadi sangat ampuh bagi pengembangan bisnis.

Buat juga brosur yang menarik lalu sebarkan ke daerah-daerah perumahan. Pasang juga pengumuman di sekolah-sekolah yang termasuk cukup pantas guna mendapatkan peserta.

Kalau memungkinkan dan dananya ada, boleh juga pasang iklan di media-media cetak seperti majalah kawasan dan majalah-majalah yang fokus ke bidang kesenian. Jangan ketinggalan, berpromosilah lewat media internet, baik dengan menggunakan situs web, iklan on-line atau yang tidak kalah ampuhnya, melalui kelompok-kelompok mailing-list yang membidangi kesenian.